BUSERBHAYANGKARA.COM, CIREBON – Jembatan yang menghubungkan Desa Karangwuni Kecamatan Sedong Kabupaten Cirebon, dengan Kabupaten Kuningan,tiba tiba roboh.Jembatan yang lebih dikenal dengan nama Lojikaum-Kalimati yang pertengahan bulan kemarin sudah retak, akhirnya ambruk juga. Ditengarai, jembatan tidak kuat menahan hantaman banjir yang cukup besar.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Cirebon, Iwan Rizki, membenarkan ambruknya jembatan tersebut. Menurutnya, sejak mulai retak pada bagian pondasi, sudah ada rencana untuk segera membangun jembatan darurat. Dirinyapun tidak menyangka, jembatan tiba-tiba langsung ambruk. pihak PU, saat ini sudah mempersiapkan pembangunan jembatan darurat.
“Kami sudah antisipasi untuk pembuatan jembatan darurat. tapi bukan jembatan gantung ya. Kita siapkan mulai hari ini. Panjangnya sesuai jembatan semula yaitu 30 meter, hanya lebarnya saja dari 4 meter kita buat 1,5 meter saja,” kata Iwan, Selasa (2/2/2021).
Nantinya, jembatan tersebut bisa dipakai akses sementara masyarakat. Sementara, hanya kendaraan roda dua yang bisa melintasi. Sedangkan, tahun ini juga pihak PUPR akan menganggarkan untuk pembuatan jembatan permanen, untuk mengganti jembatan yang saat ini roboh. Terkait nilai, Iwan belum bisa menjelaskan, karena masih dihitung oleh bagian perencanaan.
“Yang penting kami bangun dulu jembatan darurat supaya akses ekonomi masyarakat tidak terputus. Nilainya juga masih dihitung termasuk untuk jembatan permanennya, kita lakukan perubahan parsial, karena tahun ini kan sebenarnya tidak dianggarkan. Tapi kalau perubahan parsial, ya pasti tahun ini kita akan bangun baru,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Hermanto membenarkan, jembatan Lojikaum-Kalimati ambruk. Pihaknya mengaku tidak menyalahkan siapa siapa, karena memang banjir besar berperan besar pada robohnya jembatan tersebut. Sejak dua minggu lalu, retakkan jembatan sudah diketahui PUPR, dan akan diperbaiki sambil mempersiapkan jembatan darurat.
“Kalau lihat anggaran, memang tahun ini tidak ada slot untuk pembuatan jembatan itu, karena kan tidak disangka akan ambruk. Makanya kami mendorong, Pemkab segera membuat perubahan parsial. Ini kan penting, tinggal geser saja anggaran yang tidak penting lalu alihkan untuk pembangunan jembatan Lojikaum-Kalimati,” pinta Hermanto.
Hermanto sepakat, meskipun tahun ini dipastikan akan ada pembangunan jembatan permanen, namun kualitas jembatan darurat jangan disepelekan. Masalahnya, saat ini akhirnya jembatan daruratlah akses penting yang akan digunakan masyarakat Desa Karangwuni menuju Kabupaten Kuningan.
“Tolong perhatikan kualitas jembatan darurat. Ada ribuan.masyarakat yang terdampak akibat robohnya jembatan ini. sambil menunggu jembatan permanen di buat, kualitas jembatan darurat harus benar-benar kuat. Jangan sampai ambruk lagi,” pinta Hermanto.
Sementara itu, Kuwu Desa Karangwuni, Suhedi mengaku kasian dengan kondisi warga desa yang terdampak akibat putusnya jembatan itu. Menurutnya, saat ini warga desa yang jumlahnya lebih dari 5 ribu KK, ikut merasakan bagaimana sulitnya akses transportasi menuju Kabupaten Kuningan. Otomatis, roda ekonomi akan terhambat, meskipun nanti akan dibangun jembatan darurat.
“Saya minta, bupati cirebon segera meninjau tempat kami. kami hampir terisolasi karena beberapa waktu lalu juga ada longsor tanah perhutani yang menutup akses jalan menuju Kabupaten Cirebon,” pintanya.
Dia menambahkan, ambruknya jembatan Lojikaum-Kalimati akan memperparah keadaan, karena jembatan tersebut satu satunya akses perekonomian warga serta akses sekolah anak-anak. Meskipun ada jembatan gantung lainnya yang dibuat oleh Kabupaten Kuningan, tentu tidak seaman jembatan permanan, yang sekarang ambruk. (Red /Man )
Puskominfo Indonesia
Pusat Komunikasi dan Informasi